Berkreasi dengan konsep energi alternatif |
Bertemu lagi dengan OPEN HOUSE Kanaan 2017, sebuah acara yang dirangkai dengan berbagai kegiatan seru yang pastinya berhasil menarik perhatian kalian.
Acara dimulai pada 23 Oktober 2017 dan ditutup pada 27 Oktober 2017. Dalam jadwal yang sibuk selama seminggu penuh, hari-hari dipenuhi dengan banyak kegiatan yang meriah seperti Kanaan Science Explore, Kanaan Social Explore, Kanaan Multimedia Explore hingga perayaan Bulan Bahasa. Diramaikan juga dengan berbagai stand yang menjual makanan dan minuman yang mengisi energi para peserta dan untuk dinikmati juga oleh para warga sekolah serta yang lainnya.
Bersangkutan dengan
Kanaan Science Explore, kegiatan ini diadakan pada Rabu (25/10/2017), yang berlokasi
di lobby hall Sekolah Kristen Kanaan. Sebagai
ketua panitia yang diketahui yaitu Bu Tri (SMA), Bu Kingkin (SMP), dan 3
mahasiswa Teacher College UPH yang diikutsertakan sebagai juri. Dengan
mengusung tema “Energi Alternatif”, KSE merangsang kekreativitasan dan kecerdasan
dalam berketerampilan untuk menghasilkan alat- alat alternatif dari energi
terbarukan. KSE juga diadakan untuk SMP dengan tema yang sama.
“Sebenarnya sama. Intinya,
mencoba mencari ide untuk seperti apa sih
energi alternatif yang bisa untuk masa depan. Contoh, energi alat yang bisa
didaur ulang. Jadi seperti biogas, sinar matahari, energi angin, energi air
untuk PLTA,” jelas Pak Tyo, guru Fisika SMP dan SMA.
Lomba Sains SMA diikuti oleh 94 siswa jurusan
IPA yang diwakilkan dalam jumlah orang yang berbeda- beda dan proses pembuatan
dilakukan hanya selama 1 hari itu. Dengan waktu yang singkat itu, murid- murid mampu
menunjukkan kerja sama dan usaha dalam menghasilkan karya mereka.
Alasan tema ini diangkat
karena perlunya kesadaran bahwa dunia sedang krisis akan bahan bakar. “Makanya
pakai tema energi alternatif, supaya anak Kanaan bisa mencari ide atau
mengeksplorasi penggunaan bahan bakar selain minyak bumi,” kata Bu Tri, selaku
ketua panitia Kanaan Science Explore SMA.Berdasarkan pendapat Bu Tri, seluruh
murid setuju untuk berpartisipasi dengan baik, karena itu tidak ditemukan
adanya permasalahan dalam berjalannya KSE.
Membahas lomba,
bagaimanakah metode penilaian juri terhadap kompetisi ini? “Sebelumnya sebagai
guru, kita membuat rubrik dulu dalam membuat lomba sebagai titik acuh. Setelah
itu, yang kita nilai adalah kebersihan, hasilnya, proses dan waktu pembuatannya,”
begitu ujar Harry A. J Tindaon, salah satu juri KSE 2017 ini.
Selain dari itu,
diutarakan juga sejumlah kritik, saran maupun pesan untuk Kanaan Science
Explore oleh para peserta, juri dan guru bidang pelajaran yang terlibat. Berdasarkan
narasumber dari siswa kelas11, Christina Aguilera berkesan, “Kita bisa nambah
pengetahuan, kita juga bisa nambah pengalaman baru”. Meskipun begitu, masih
terdapat kritik dari siswa terkait fasilitas yang kurang memadai dari sekolah.
Salah satu juri pun berharap pribadi bahwa Kanaan Science Explore dapat dikembangkan
lagi dan dapat mengundang tingkat stabilitas Sekolah Kanaan untuk ke depannya.
(Merlyn, Yessica, Caterine)
Comments
Post a Comment